Elektroda Standar Hidrogen (SHE)
Dalam beberapa penggunaan
analisis elektrokimia, diperlukan suatu electrode pembanding (reference
electrode) yang memiliki syarat harga potensial setengah sel yang diketahui,
konstan, dan sama sekali tidak berpengaruh terhadap komposisi larutan yang
sedang diselidiki. Elektroda pembanding ini digunakan untuk menentukan nilai
potensial standar reduksi pada reaksi sel volta.
Potensial
standar reduksi masing-masing elektroda dapat ditentukan dengan
membandingkannya terhadap elektroda standar (acuan), yaitu elektroda hydrogen standar (SHE= Standard
Hydrogen Electrode). Keadaan standar yang dimaksud adalah saat tekanan
gas H2 sebesar 1 atm, konsentrasi larutan ion H+ sebesar
1 M, dan pengukuran dilakukan pada suhu 25 C. Sesuai dengan kesepakatan, SHE memiliki potensial standar reduksi
sebesar nol (Ered SHE = 0).
2H+
(1 M) + 2e- H2 (1 atm) Ered
= 0 V
SHE dapat digunakan untuk
menentukan besarnya potensial standar reduksi (Ered) elektroda
lainnya. Dengan demikian, suatu daftar yang berisi nilai Ered
elektroda-elektroda dapat disusun dari urutan terkecil (paling negatif) sampai
yang terbesar (paling positif). Susunan elektroda-elektroda tersebut dinamakan
dengan istilah deret kereaktifan logam atau yang biasa dikenal dengan deret
volta. Adapun susunan deret volta antara lain:
Li
– K – Ba – Sr – Ca – Na – Mg – Al – Mn – Zn – Cr – Fe – Cd – Co – Ni – Sn – Pb – H+ – Cu – Ag – Hg – Pt – Au
Logam-logam
yang terletak disisi kiri H+ memiliki Ered bertanda negatif.
Semakin ke kiri, nilai Ered semakin negatif. Hal ini menunjukkan
bahwa logam-logam tersebut semakin sulit mengalami reduksi dan cenderung
mengalami oksidasi. Oleh sebab itu, kekuatan reduktor akan meningkat dari kanan
ke kiri. Sebaliknya, logam-logam yang terletak disisi kanan H+ memiliki
Ered berniali positif. Semakin ke kanan, nilai Ered
semakin positif. Hal ini menunjukkan bahwa logam-logam tersebut semakin mudah
mengalami reduksi dan sulit mengalami oksidasi. Oleh karena itu, kekuatan
oksidator akan meningkat dari kiri ke kanan. Dalam sebuah reaksi sel volta,
elektroda yang mengalami oksidasi berfungsi sebagai anoda, sedangkan elektroda
yang mengalami reduksi berfungsi sebagai katoda.
Elektroda
hidrogen bekerja pada kondisi standar. Gas hidrogen pada 1 atm dihembuskan
lewat larutan HCl 1 M. Elektroda platinanya ialah bagian dari elektroda
hidrogen. Secara spesifik gambar dari Elektrode Hidrogen Standar (SHE) adalah
sebagai berikut:
Dengan
mengetahui cara menentukan logam-logam yang mengalami oksidasi maupun reduksi,
kita dapat menentukan nilai potensial standar reduksi pada elektroda hidrogen
standar. Misalnya, sebuah rangkaian sel volta menggunakan elektroda Zn dan Fe.
Berdasarkan susunan logam pada deret volta, logam Zn terletak disebelah kiri relatif
terhadap Fe, sehingga Zn merupakan elektroda yang mengalami oksidasi dan
berfungsi sebagai anoda, sedangkan logam Fe mengalami reduksi dan lebih mudah
mengalami reduksi sehingga berfungsi sebagai katoda. Begitu juga dengan atom
Hidrogen, jika ada logam yang terletak sebelum H+, maka logam
tersebut berfungsi sebagai anoda dan atom Hidrogen berfungsi sebagai katoda,
namun jika ada logam yang terletak setelah atom H+ maka logam
tersebut berperan sebagai anoda, sedangkan atom Hidrogen sebagai katoda.
Rahma Natasya (15630023)
Leave a Comment