SEL VOLTA : AKI (ACCU)
Gambar Sel Volta dengan Jembatan
Garam
Sel volta adalah sel elektrokimia yang menghasilkan arus
listrik. Ciri khas dari sel volta adalah menggunakan jembatan garam. Jembatan garam
berupa pipa U yang diisi agar-agar yang mengandung garam kalium klorida. Sel
volta terdiri dari anoda yang bermuatan negatif dan katoda yang bermuatan
positif. Pada anoda terjadi proses oksidasi, oksidasi adalah pelepasan
elektron. Sedangkan pada katodanya terjadi proses reduksi, reduksi adalah
penangkapan elektron. Proses serah terima electron ini teradi karena adanya
jembatan garam, tanpa adanya jembatan garam akan terjadi penumpukan electron.
Akibat penumpukan electron inilah larutan tidak dapat menghantarkan arus
listrik.
Potensian Sel E˚ dapat dihitung melalui :
E˚sel = E katoda
– E anoda
apabila
larutan dalam keadaan standar (konsentrasi [M] semua larutan sama). Namun
apabila larutan tudak dalam keadaan standar maka :
apabila
larutan dalam keadaan standar (konsentrasi [M] semua larutan sama). Namun
apabila larutan tudak dalam keadaan standar maka :
Untuk mempermudah siapa yang bertindak sebagai katoda dan
siapa yang bertindak sebagai anoda, maka dapat dilihat dari deret Voltanya.
Deret Volta
Li K Ba
Ca Na Mg Al Zn
Cr Fe Ni
Si Pb H
Cu Hg Ag
Pt Au
Semakin
ke kiri maka akan semakin mudah teroksidasi atau bertindak sebagai anoda,
sedangkan semakin ke kanan semakin mudah mengalami reduksi atau sebagai katoda.
Hubungan antara E˚sel dan energy
Gibbs (∆G) adalah :
∆G = -nFE˚sel (n =
umlah serah terima elektron)
∆G = -nRTInK (n = mol)
F=
96500 c/K.mol
R
= 8,314 J/K.mol
Dari persamaan tersebut dapat diketahui bahwa nilai potensial
sel berbanding lurus dengan suhu. Persamaannya adalah
Hubungan
Entalpi (∆H) dan Konstanta keseimbangan (K)
adalah:
Dari persamaan diatas juga dapat ditentukan nilai
Entropinya ∆S.
∆G = ∆H - T∆S
Sel volta banyak sekali digunakan pada kehidupan sehari-hari.
Sel volta yang biasa digunakan pada kehidupan manusia seperti jenis-jenis
baterai dan aki (accu). Baterai dan aki sangatlah berbeda, perbedaan ini dapat
dilihat dari setelah pemakaian kedua benda tersebut. Baterai apabila sudah
terpakai tidak dapat digunakan lagi karena sudah tidak ada lagi arus listrik
pada baterai tersebut. Sedangkan, aki apabila arus listriknya sudah habis dapat
diisi lagi dengan mengalirkan arus listrik.
Aki atau accumulator merupakan
sel volta yang tersusun atas elektroda Pb dan PbO, dalam larutan asam sulfat
yang berfungsi sebagai elektrolit. Pada aki, sel disusun dalam beberapa pasang
dan setiap pasang menghasilkan 2 Volt. Pada umumnya aki memiliki
potensial sebesar 6 Volt (kecil) sebagai sumber arus sepeda motor dan 12
V (besar) untuk mobil. Aki merupakan sel yang dapat diisi kembali, sehingga aki
dapat dipergunakan secara terus menerus. Sehingga ada dua mekanisme reaksi yang
terjadi. Reaksi penggunaan aki merupakan sel volta, dan reaksi pengisian
menggunakan arus listrik dari luar seperti peristiwa elektrolisis. Sel aki disebut juga sebagai sel penyimpan, karena dapat
berfungsi penyimpan listrik dan pada setiap saat dapat dikeluarkan .
Anodenya terbuat dari logam timbal atau timah hitam (Pb) dan katodenya terbuat
dari logam timbal yang dilapisi PbO2, keduanya merupakan zat padat yang
dicelupkan dalam larutan asam sulfat. Kedua elektrode tersebut, juga hasil
reaksinya, tidak larut dalam larutan asam sulfat, sehingga tidak perlu
memisahkan anode dan katode. Dengan demikian, tidak diperlukan jembatan garam,
yang perlu dijaga adalah jangan sampai kedua elektrode tersebut saling
bersentuhan. Reaksi yang terjadi dalam aki adalah
Pada
aki (accu) terjadi dalam satu sel tanpa adanya jembatan garam sebagai
penghubung. Notasi sel tanpa jembatan garam secara umum dapat ditulis sebagai
berikut : anoda│katoda.
RANI KUMALASARI (15630034)
Terimakasih kak penjelasan nya ini sangat membantu
BalasHapusThe best
BalasHapus