Transformasi Kimia Zat Murni
fase merupakan bentuk keadaaaan materi senyawa yang seragam di
seluruh bgian komposisi baik secara kimia maupun fisiknya. Fase senyawa terdiri
dari padatan, cair, gas dan variasi padatannya. Contoh variasi padatan yaitu allotrof
fosfor bentuk putih dan hitam. Proses konversi spontan dari satu fase ke fase
lain dan terjadi pada temteratur dan tekanan tertentu disebut transisi fase.
Diagram fasa suatu zat memperlihatkan daerah-daerah tekanan dan temperatur
dimana berbagai fase bersifat stabil secara termodinamis. berikut gambar
diagram fase padat, cair dan gas:
Gambar1.1 Gambar diagram fase
Gambar 1.1 merupakan gambaran umum
tekanan dan temperatur dimana padatan, cairan dan gas berada pada keadan stabil
(mempunyai potensial kimia terendah). Garis yang memisahkan masing-masing
daerah disebut sebagai batas fase. Pada batas tersebut menunjukkan suatu harga
p dan T dimana dua fase dalam keadaan kesetimangan.
1.
Batas-batas Fase
Tekanan uap yang berada dalam
kesetimbanagn dan fase embun pada temperatur tertentu disebut tekanan uap zat
tersebut pada tenperatur itu. Karena itu, batas-batas fase antara cairan dan
uap dan antara padatan dan uap memeperlihatkan bagaimana tekanan uap dua fase
embun bervariasi berdasarkan temperatur.
Misalnya ada senyawa murni yang diletakkan
dalam wadah vessel maka akan ada tekanan uap di dalam wadah tersebut yang
berada dalam kesetimanagan dengan cairan. Jika cairan dalam vessel tersebut
dipanaskan maka uap akan terbentuk di permukaaan pada kondisi temperatur
tertentu maka tekanan uap akan sama dengan tekanan luar, penguapan dapat
terjadi melalui gelembung cairan dan uap akan memenuhi lingkungan secara cepat.
Temperatur didih tersebut dinamakan titik didih.
Pada kondisi tekanan luar 1 atm =
titik didih normal
Pada kondisi tekanan luar 1 bar =
titik didih standar
Contonya untuk air
Titik diidh normal = 100 0C.
Titik didih standar = 99,6 0C.
Temperatur leleh
adalah temperatur pada tekanan tertentu dimana cairan dan padatan berada dalam
kesetimbangan. Karena semua zat meleleh pada temperatur yang tepat samaseperti
ketika zat itu membeku, (kecuali dalam bberapa sistem yang aneh), temperatur
leleh sam dengan temperatur beku
Temperatur leleh pada tekanan luar 1 atm = titik leleh normal
Temperatur leleh pada tekanan luar 1
bar = titik leleh standar
Temperatur kritis
adalah kondisi temperatur dimana sudah idak dijumpai fase cairan ketika
kerapatan uap sama dengan kerapatan cairan sehingga batas fase uap cair tidak
nampak lagi. Titik tripel merupakan temperatur pada kondisi tertentu dimana
tiga fase yang berbeda yaitu padatan, car dan gas akan eksis secara simultan
dan dalam kesetimbangan. Lokasi titik tripel zat murni ada diluar kontrol kita,
misalnya titik tripel air adalah 273,16 K dan 611 pa. (6,11 mbar atau 4,58
Torr).
2.
Diagram Fase Zat Tunggal.
a.
Air
terdapat es yang mampu bertahan dan meleleh pada suhu tinggi (1000
C).
titik tripel air adalah adalah 273,16 K dan 611 pa. (6,11 mbar atau
4,58 Torr).
b.
Helium
helium pada temperatur rendah relatif berbeda dengan kebanyakan
materi lain. Tidak pernah dijumpai padat-gas. Ha ini dikarenakan atom helium
relaitf ringan sehingga vibrasi atom-atom terjadi dengan amplitudo tnggi.
Padatan terbentuk karena tekanan yang sangat tinggi yang menjaga
susunan kristal helum dalam bentu bcc ata hpc.
c.
Karbondioksida
pada 1 atm tidak dijumai bentuk fase karbondioksida cair
taung karbondioksida bertekanan untuk kondisi normal, didesain
untuk mamu mengatasi tekanaan sebesar 67 atm. Pada kondisi ini terjadi
kesetimbangan fase uap-cair
3.
Stabilitas Fasa dan Transisi Fasa
Ukuran stabilitas fasa ditentukan berdasarkan energi Gibbs suatu
senyawa dan biasanya dinyatakan dalam energi molar Gibbs.ukuran ini diturunkan
terkait kuantitas senyawa dalam bentuk potensial kimia µ.
Konsekuensi dari hukum termodinamika kedua yaitu pada
kesetimbangan, potensial kimia dari suatu senyawa adalah sama tidak tergantung
dari jumlah fase yang ada
Ketergantungan stabilitas fase pada
suhu, untuk senyawa murni maka potensial
kimiaadalah energi Gibbs, sehingga:
Dari rumus tersebut menyatakan
ketika temeratur dinaikkan maka potensial kimia zat murni berkurang karena
entropi uap sangat tinggi dan kemudian sampailah pada temperatur dimana
potensial kimianya paling rendah. Dengan demikian gas adalah fase yang stabil
da cairan menguap.
Respon pelelehan pada tekanan yang diberikan, kebanyakan zat meleleh pada temperatur tinggi, jika tekanan
diberikan pada sampel maka tekanan akan mencegah pembentukan fase cair yng
kurang rapat.
Penambahan tekanan akan menaikkan nilai potensial zat murni karena
Vm >0. Semakin besar tekanan yang diberikan maka akan menikaan µ
Kebergantungan volume molar terhadap potensial kimia zat. efek kenaikan tekanan akan memepegaruhi nilai µ(s) dan µ(l),
khususnya titik leleh.
Vm padat<Vm cairan, maka kenaikan
µ (s) ebih kecil dari µ (l), akibatnya titik leleh naik
|
Vm padat>Vm cairan, maka kenaikan
µ (s) ebih besar dari µ (l), akibatnya titik leleh turun
|
Pengaruh tekanan
terhadap tekanan uap. Parameter yang berubah pada fase embun adalah tekanan uap.
Penambahan p dapat dilakukan
dengan cara mekanis dan dengan pemberian tekanan dengan bantuan gas inert. Jika
pada fase uap diberikan tekanan maka akan menkkan tekanan uap hal ini
disebabkan karena molekul-molekul terperas keluar dari fase embun dan keluar
sebagai gas
Referensi:
Atkins.
1996. Kimia Fisiska. Bandung: IPB. Jakarta: Erlangga
Iqmal.
2015. Kimia Fisik 2( lesetimbangan kimia) Transforasi Fisik Senyawa Murni. Yogyakarta:
Jurusan Kimia UGM.
CHOIROTUL AMIN
NIM.12630100
Leave a Comment